Menulis Referensi: Chicago Manual Style

The Chicago Manual of Style merupakan format yang umum digunakan penulis untuk melakukan kutipan juga digunakan dalam penulisan catatan kaki dan juga daftar pustaka. Berikut tata cara kutipan yang berlaku dalam Chicago Manual of Style:

CITATION atau KUTIPAN

Kutipan langsung dan atau kutipan tidak langsung berdampak pada cara memasukkannya di dalam teks. Kedua macam kutipan tersebut mempunyaiperbedaan dalam cara mencetak kutipan yang bersangkutan.

1. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris

Kutipan langsung yang panjangnya (setelah dikutip) tidak lebih dari empat baris dimasukkan dalam teks. Adapun tertibnya ialah sebagai berikut:

a) Bagian yang merupakan kutipan diapit dengan tanda kutip ;

b) Jarak antara satu baris dengan baris yang lain dua spasi (sama dengan baris-baris teks yang lainnya ;

c) Setelah tanda kutip akhir kutipan diberi nomor urut petunjuk kutipan setengah spasi keatas (Footnote)

d) Bila menggunakan nomor urut petunjuk, harus diikuti dengan pembuatan catatan kaki dibagian bawah halaman yang sama ;

e) Bila didalam kutipan terdapat kutipan lagi, kutipan yang kedua diapit dengan tanda kutip tungal (‘…..’)

2. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris

Kutipan melebihi empat baris (setelah dikutip) ditulis terpisah dengan teks. Adapun tertibnya adalah sebagai berikut :

a) Kutipan dapat menggunakan tanda kutip dan dapat tidak;

b) Kutipan dibuat alinea baru dengan jarak 2.5 spasi dari alinea sebelumnya;

c) Jarak baris dengan baris kutipan 1 spasi;

d) Seluruh bagian kutipan ditulis menjorok ke dalam antara 5-7 ketukan, dan apabila kutipan ditulis dengan alinea baru baris pertama dari kiri kutipan ditulis masuk lagi 5-7 ketukan;

e) Sesudah kutipan diberi nomor petunjuk agar diangkat sedikit besar 0.5 spasi (Footnote);

f) Bila dalam kutipan terdapat kutipan lagi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (a) menggunakan tanda kutip tunggal (‘….’) untuk kutipan yang ada di dalam kutipan; dan (b) bila kutipan tidak menggunakan tanda kutip, kutipan yang ada didalam kutipan tersebut diapit denga kutip ganda.

3. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung merupakan kutipan pendapat orang yang hanya mengambil sari pati ide. Kalimat‐kalimat dalam kutipan tidak langsung merupakan rumusan penulis. Adapun tertibnya adalah sebagai berikut:

a) Kutipan diintegrasikan ke dalam teks ;

b) Kutipan tidak diberi tanda kutip;

c) Tidak ada pembedaan spasi;

d) Sesudah kutipan diberi nomor petunjuk agar diangkat sedikit besar 0.5 spasi (Footnote).

CATATAN KAKI (FOOTNOTE)

1. Pengertian

Adapun yang dimaksud dengan catatan kaki adalah semua keterangan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis dibagian bawah halaman yang sama. Apabila keterangan semacam itu disusun dibagian akhir keterangan biasanya disebut keterangan saja. Catatan kaki bukan semata‐mata dimaksudkan untuk menunjuk sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau teks. Oleh karena itu, antara catatan kaki dengan teks sangat erat kaitannya. Kaitan antara teks dan catatan kaki ditandai dengan dipergunakannya nomor-nomor penuntun yang sama, atau ada juga yang menggunakan tanda‐tanda asterik (*) bila jumlah keterangannya tidak banyak. Bila dalam satu halaman atau bagian ada dua atau lebih yang perlu diberi keterangan, hal itu dapat dilakukan dengan menambah tanda asterik menjadi dua, tiga dan seterusnya.

2. Tata cara Membuat Catatan Kaki

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat catatan kaki yang menyangkut penomoran, penggunaan singkatan‐singkatan, dan penempatannya. Penomoran Catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor pada kutipan. Nomor itu berurutan untuk setiap bab atau untuk setiap karangan. Bila penomoran hanya dilakukan untuk satu bab, berarti setiap awal bab dimulai dengan catatan nomor baru. Seperti pada kutipan, nomor pada catatan kaki diangkat setengah spasi diatas baris. Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip dengan menggunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki ditulis sesuai dengan nomor dan didasarkan pada standar The Chicago Manual of Style. Catatan kaki pada setiap bab diberi nomor urut dari nomor 1 sampai habis, dan diganti nomor satu kembali pada bab yang baru. Nomor catatan kaki harus terletak pada halaman yang sesuai dengan nomor catatan kaki tersebut.

Contoh : pada halaman 2 terdapat kutipan yang bernomor catatan kaki nomor 1 dan nomor 2, maka pada halaman 2 itu juga catatan kaki diletakkan, tidak boleh di halaman 3 ataupun halaman lain. Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan mulai dari tujuh ketukan dari garis margin, dan untuk garis berikutnya langsung dimulai dari garis margin. Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbernya secara lengkap tersurat dalam catatan kaki.

3. Penulisan Catatan Kaki

1) Buku satu Penulis

1 Maja Zehfuss, Constructivism in International Relations: The Politics of Reality (Cambridge: Cambridge University Press, 2004), 65.

2) Dua Penulis

7 Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993), 109 ‐ 114.

3) Empat atau lebih Penulis

15 Scott Burchill et.al., Theories of International Relations (New York: Palgrave, 2005), 262.

4) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan Penulis

6 Richmond Lattimore, penerj., The Iliad of Homer (Chicago: University of Chicago Press, 1951), 91–92.

5) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus Penulis

2 Dale C. Copeland, Constructivism and International Relations: Alexander Wendt and His Critic, ed. Stefano Guzzini dan Anna Leander (London:
Routledge, 2006), 4.

6) Bab atau Bagian dari Buku

9 Andrew Wiese, “‘The House I Live In’: Race, Class, and African American Suburban Dreams in the Postwar United States,” dalam The New
Suburban History, ed. Kevin M. Kruse and Thomas J. Sugrue (Chicago: University of Chicago Press, 2006), 101–2.

7) Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku

11 Rieger, introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, by Mary Wollstonecraft Shelley (Chicago: University of Chicago Press, 1982), xx–
xxi.

8) Artikel Jurnal Artikel dalam Jurnal Cetak

23 John Maynard Smith, “The Origin of Altruism,” Nature 393 (1998): 639.
Artikel dalam Jurnal Online Mark A. Hlatky et al., "Quality‐of‐Life and Depressive Symptoms in Postmenopausal Women after Receiving Hormone Therapy: Results from the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) Trial," Journal of the American Medical Association 287, no. 5 (2002), http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.html#aainfo.

9) Artikel Majalah Populer

17 Steve Martin, “Sports‐Interview Shocker,” New Yorker, May 6, 2002, 84.

10) Artikel dalam Surat Kabar

10 William S. Niederkorn, “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery,” New York Times, June 20, 2002, Arts section, Midwest edition.

11) Review Buku

11 Gorman, “Endangered Species,” review of The Last American Man, by Elizabeth Gilbert, New York Times Book Review, June 2, 2002, 16.

12) Skripsi, Thesis atau Disertasi

43 M. Amundin, “Click Repetition Rate Patterns in Communicative Sounds from the Harbour Porpoise, Phocoena phocoena” (PhD diss., Stockholm University, 1991), 22–29, 35.

13) Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan, seminar atau konferensi

39 Brian Doyle, “Howling Like Dogs: Metaphorical Language in Psalm 59” (paper dipresentasikan pada the annual international meeting for the Society of Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002).

14) Sumber Elektronik dalam bentuk Website

44 Evanston Public Library Board of Trustees, “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of Outreach,” Evanston Public Library, http://www.epl.org/library/strategic‐plan‐00.html.

4. Penggunaan Singkatan dalam Kutipan

Untuk menghindari pengulangan sebutan, baik nama pengarang maupun judul buku, maka perlu digunakan singkatan‐singkatan itu adalah :

1) Ibid.

Dari ibidem yang berarti tempat sama, digunakan untuk menunjukan sumber yang sama (pengarang dan judul) dengan diatasnya. Singkatan Ibid
diikuti dengan halaman singkat hlm. Atau p. (page). Dan nomor halaman kutipan. Apabila catatan kaki diantaranya dengan dibawahnya yang
menggunakan singkatan Ibid. Berbeda halaman, ada baiknya bila sebelum singkatan Ibid. Dituliskan nama pengarangnya.

2) Loc. Cit.

Dari ioco citato yang berarti dalam tempat yang dikutip, digunakan untuk catatan kaki yang halamannya sama dengan sumber sebelumnya yang
telah diselingi dengan sumber lain. Semula singkatan loc.cit. digunakan untuk menunjukkan sumber yang berupa buku, tetapi harina, majalah, jurnal dan
lain‐lain.. Hal yang perlu diingat dalam penggunaan singkatan loc.cit ialah tidak diikuti dengan halaman beserta nomornya.

3) op. cit.

Dari opere citato yang berarti karya telah dikutip), digunakan untuk menunjuk sumber yang sama, tetapi halamannya berbeda dan telah diselingi
oleh sumber lain.

5. Daftar Pustaka

1. Tata Cara Membuat Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar buku atau sumber acuan lain yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan karangan. Penulisan daftar pustaka menggunakan standar yang sama dengan catatan kaki, yaitu The Chicago Manual of Style.

1) Buku Satu Penulis

Zehfuss, Maja. Constructivism in International Relations: The Politics of Reality. Cambridge: Cambridge University Press, 2004.

2) Dua Penulis

Viotti, Paul R., dan Mark V. Kauppi. International Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism. Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993.

3) Empat atau lebih Penulis

Burchill, Scott, Andrew Linklater, Richard Devetak, Jack Donnelly, Matthew Paterson, Christian Reus‐Smit dan Jacqui True. Theories of
International Relations. New York: Palgrave, 2005.

4) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan Penulis

Lattimore, Richmond, penerj. The Iliad of Homer. Chicago: University of Chicago Press, 1951.

5) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus Penulis

Copeland, Dale C. Constructivism and International Relations: Alexander Wendt and His Critic, edited by. Stefano Guzzini dan Anna Leander.
London: Routledge, 2006.

6) Bab atau Bagian dari Buku

Wiese, Andrew. “‘The House I Live In’: Race, Class, and African American Suburban Dreams in the Postwar United States.” In The New
Suburban History, edited by Kevin M. Kruse and Thomas J. Sugrue, 99–119. Chicago: University of Chicago Press, 2006.

7) Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku

Rieger, James. Introduction to Frankenstein; or, The Modern Prometheus, by Mary Wollstonecraft Shelley, xi–xxxvii. Chicago: University of
Chicago Press, 1982.

8) Artikel Jurnal dalam Jurnal Cetak

Smith, John Maynard. “The Origin of Altruism.” Nature 393 (1998): 639–640.

9) Artikel dalam Jurnal Online

Hlatky, Mark A., Derek Boothroyd, Eric Vittinghoff, Penny Sharp, and Mary A. Whooley. "Quality‐of‐Life and Depressive Symptoms in Postmenopausal Women after Receiving Hormone Therapy: Results from the Heart and Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) Trial." Journal of the American Medical Association 287, no. 5 (February 6, 2002),
http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.html#aainfo .

10) Artikel Majalah Populer

Martin, Steve. “Sports‐Interview Shocker.” New Yorker, May 6, 2002.

11) Artikel dalam Surat Kabar

Niederkorn, William S. “A Scholar Recants on His ‘Shakespeare’ Discovery.” New York Times, June 20, 2002, Arts section, Midwest edition.

12) Review Buku

Gorman, James. “Endangered Species.” Review of The Last American Man, by Elizabeth Gilbert. New York Times Book Review, June 2, 2002.

13) Skripsi, Thesis atau Disertasi

Amundin, M. “Click Repetition Rate Patterns in Communicative Sounds from the Harbour Porpoise, Phocoena phocoena.” PhD diss.,
Stockholm University, 1991.

14) Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan, seminar atau konferensi

Doyle, Brian. “Howling Like Dogs: Metaphorical Language in Psalm 59.” Paper presented at the annual international meeting for the Society of
Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002.

15) Sumber Elektronik dalam bentuk Website

Evanston Public Library Board of Trustees. “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of Outreach.” Evanston Public
Library. http://www.epl.org/library/strategic‐plan‐00.html (accessed June 1, 2005).

2. Teknik Penyusunan Daftar Pustaka

Adapun teknik penyusunan daftar pustaka ialah sebagai berikut :

1) Daftar pustaka disusun secara alfabetis, baik vertikal maupun horizontal. Maksudnya, nama pengarang yang dimulai dengan huruf Aab diletakkan di atas nama yang dimulai dengan Aac, Aad, Aba, seterusnya.

2) Nama pengarang dibalikan, artinya nama panggilan, marga, nama keluarga, dikedepankan. Penggalan nama yang dibalikkan diantarai dengan
tanda koma.

3) Daftar nama sebagaimana dimaksud pada nomor (1) setelah dilakukan pembalikan.

4) Gelar akademik dan jabatan dapat dicantumkan dan diletakkan selelah nama keseluruhan. Batas nama dengan gelar diberi tanda koma.

5) Daftar pustaka ditulis dari margin kiri dan bila titik cukup ditulis dalam satu baris, maka baris kedua, ketiga dan seterusnya ditulis 5‐7 ketukan
kedalam dengan jarak 1 spasi.

6) Jarak antara sumber pustaka yang satu dengan daftar pustaka yang lain adalah 1 spasi.

7) Bila nama pengarang sama, maka penyebutan kedua, ketiga dan seterusnya cukup memberi garis panjang sepanjang 5‐7 ketukan dan diikuti
dengan unsur-unsur pustaka yang lain.

8) Bila dalam tahun yang sama diketahui seorang pengarang menyusun lebih dari satu buku, maka diberikan kode a, b, atau c dibelakang tahun
terbit.

9) Dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan halaman (kutipan).

10) Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.

11) Bila pengarang lebih dari satu orang, sumber pustaka berupa majalah, harian, atau karya yang belum diterbitkan, bunga rampai, dan sebagainya.
Berlaku seperti pada catatan kaki. Hanya dalam daftar pustaka tidak digunakan singkatan-singkatan lbid, oc. cit., dan loc. cit.